Hangat itu tak lebih cair dari
panas dan tak lebih keras dari dingin
aku sudah menimbang-nimbang
tentang bobotnya kemarin
kehangatan selalu menjadi pilihan
akhir atas jawaban hipotesaku
seperti meminum coffemix atau sekedar kopi hangat murahan
di warung kala malam dingin
ada yang berkata hangat itu alat
kemunafikan, ada yang mengatakan
ada yang bilang hangat itu
penanda kelemahan dan ketidaktegasan, ya ada yang mengatakan
Selimut itu hangat...
pelukan itu hangat...
perhatian itu hangat...
cinta itu hangat...
aku tidak memilih panas untuk
minumanku, aku tidak mencari dingin untuk makananku
cukup yang hangat
aku tau ada kala kapan panas
menjadi pilihan
ketika waktu tak berpihak saat
ini dan memaksa kita menunggu untuk nanti
ketika kesabaran menjadi alat
yang harus kita cari entah dimana
ketika penguasaan diri jadi
sebuah jawaban
atau ketika balas dendam jadi
keinginan
aku tau ada kala kapan dingin
menjadi pilihan
ketika waktu telah berlari
meninggalkan kita
ketika kekecewaan merangkul atas
penyesalan dari kesabaran yang hilang
ketika hambar menjadi nuansa
kehidupan
atau ketika keterpaksaan atas
perjuangan menjadi jalan terakhir
aku punya hasilnya, apa yang
dibutuhkan
dari proporsi rasa yang ideal,
tentang masa yang tidak akan pernah ditinggalkan
rasa hangat...
pikiran kita mungkin panas
terbakar logika kehidupan
raga kita bisa saja kepanasan
tertempa api cobaan
tapi ada yang tak akan lekang,
kehangatan
bukan alat dendam, pun instrumen
penyesalan
hanya kehangatan... sederhana
dalam senyuman dan perhatian
aku sudah menyimpan banyak
kehangatan, hangat dan akan kubagi-bagian di sekitarku
terimakasih untuk kehangatan
selama ini
keluargaku..
kalian yang bukan hanya atas
dasar kandungan,
tapi juga keluargaku...
yang membagi sebagian hidupnya
untuk keegoisan mimpi, sahabat.
3:26 pagi / 22 Maret 2013