Sabtu, 10 Agustus 2013

Ketua Lembaga Eksekutif Mahasiswa di tataran Universitas Indonesia periode 2012


Faldo (BEM UI), Ady (BEM FK), Agus (BEM FT), Ali (BEM FH), Amri (BEM Fasilkom), Azhar (BEM FKM), Ekki (BEM Fpsi), Fadly (BEM FIK), Iqbal (BEM Vokasi), Maya (BEM FIB), Raedi (BEM FKG), Rivvan (BEM FMIPA), Thantowy (BEM FE), Basith (BEM FF), Affin (BEM FISIP):



1. Faldo Maldini (Ketua BEM UI - Fisika, FMIPA UI 2008)




2. Muhamad Affin Bahtiar (Ketua BEM FISIP UI - Kriminologi, FISIP UI 2009)




3. Agus Taufiq (Ketua BEM FT UI - Mesin, FT UI 2009)





4. Ali Abdillah (Ketua BEM FH UI - FHUI 2009)




5. Azhar Nurun Ala (Ketua BEM FKM - Gizi - FKM UI 2009)




6. Thanthowy Syamsuddin (Ketua BEM FE UI - Manajemen, FE UI 2009)




7. Maulana Rosyady (Ketua BEM FK UI - FK UI 2009)




8. Raedi Mahardika (Ketua BEM FKG UI - FKG UI 2009)




9. Muhammad Iqbal Rasyidi (Ketua BEM Vokasi UI - Perumahsakitan, Vokasi UI 2010)




10. Abdul Basith Fithroni (Ketua BEM FF - FF UI 2010)




11. Ekki Primanda (Ketua BEM FPsi UI - FPsi UI 2009)




12. Amalul Fadly Hasibuan (Ketua BEM FIK UI - FIK UI 2009)




13. Rivan Tri Yuono (Ketua BEM FMIPA UI - Fisika, FMIPA UI 2009)




14. Andika Amri (Ketua BEM Fasilkom UI - Fasilkom UI 2009)




15. Maya Nur A'ini (Ketua BEM FIB - Sastra Arab, FIB UI 2009)


Kemajuan dalam Kebersamaan

Sudah terlanjur jalan ini diarungi, terkadang pikiran saya berkata bahwa selama ini saya menggadaikan masa muda, namun yang sebenarnya Tuhan sedang menjaga dari perbuatan yang sia-sia dan perbuatan yang akan menambah dosa. Lalu kenapa jalan ini akhirnya saya jalani. Karena cinta, ya karena cinta dengan BEM FISIP UI dan kontribusi. Padahal terkadang orang-orang disekitar giat menghina dan mencerca namun masih saja terus berada di jalan ini, sungguh semua itu tidak akan dibayar, hanya atas dasar cinta kita berpijak.

Karena kita sadari bahwa perjuangan ini belum selesai, bahwa dalam goresan tinta ini tanda baca belum mencapai akhir, belum mencapai titik. Ini baru koma, ini baru permulaan. untuk itulah mari kita kepakkan sayap kita dan berhenti untuk hanya memandang langit, namun kita harus menjelahi angkasa bersama dengan kekuatan yang kita miliki, begitulah semangat yang harus kita bawa. Untukmu wahai sang penerus dan perubah, pengurus selanjutnya, kau bukanlah milikmu lagi, kau adalah milik mereka, jalan terjal sudah terlanjur kau lalui. Biarkan setiap kerikil menjadi cerita manis yang akan membawamu ke senyuman bahagia di surga. bukan waktunya kita untuk merenung kembali, namun harus berlari dan berjuang dengan sekuat tenaga juga dengan hati yang ikhlas dan semoga kebahagiaan menyertai di titik akhir nanti. Selamat berjuang kawan!


(diambil dari bagian penutup Laporan Pertanggungjawaban Akhir Tahun Ketua BEM FISIP UI 2012)



Berlima, Ganjil yang Menggenapkan

Hari ini hari yang bahagia...

1434 sebuah tahun yang indah setelah sekian lama keindahan itu terasa kurang
1434 jika aku tambahkan Hijriah dan aku masukkan 1 syawal maka akan mengerucut menjadi hari suci

Idul Fitri 1 syawal 1434 Hijriah
setelah sekian lama satu persatu tak bertemu ganjil
akhirnya tahun ini kami menjadi ganjil yang menggenapkan
ganjil karena kami berlima dan genap karena kami berkumpul semua

Terimakasih Ya Allah atas limpahan RahmatMu
engkau pertemukan kami dalam satu keluarga
dengan berbagai cerita

dan Kami dari lima mengucapkan
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H
Mohon Maaf Lahir dan Batin


Rindu Jalanan

aku rindu masa ketika aku begitu mesra dengan sang mentari
ketika aku berteriak dan suara angin dihias debu membantu
ketika keringat mengucur itu menjadi kebanggaanku
jalanan sebuah kerajaan keadilan bagiku kala itu




banyak yang mengatakan bahwa pengadilan jalanan itu sia-sia
banyak yang bilang bahwa apa yang kami lakukan itu mengganggu semata
apakah engkau tau...
bahwa bagaimanapun, aksi itu harus ada, karena ya, itulah bagian demokrasi
ketika kesewenang-wenangan menjalar
kami bergerak.
jangan kau lihat kami hanya aksi di jalanan semata
tidak bung
bukan seperti itu kawan...
kami melakukan mediasi,advokasi, propaganda media, dan masih banyak lagi
karena kami sadar, dan kami paham, bahwa era ini era modern, kami pun harus berpikir itu
dan aksi turun kejalan adalah sebuah peringatan, tentang kekuatan dan totalitas perjuangan
dan hei Bung! ketika kami turun kejalan, ada sebuah hasil pemikiran yang kami bawa
sebuah kajian cerdas...
jadi tolong bung, ketika kau katakan apa yang kami lakukan sia-sia,
maka kami percaya pada harapan perubahan
setidaknya kami bergerak dan tidak diam
diam yang hanya menggerutu
dan menunggu kesuksesan kelak, baru nanti kapan waktu baru berjalan, merangkak.




tapi yang jelas, jalan ini sudah terlanjur aku tempuh, kami tempuh
tidak akan kami biarkan rindu ini hanya menjadi rindu
dahulu, kini ataupun nanti pergerakan itu adalah hakikat pasti

karena

kami hanya perantara lidah rakyat
sang juara yang selalu nestapa

11/8/2013

Tulisan Halaman Belakang

Ketika kau buka bukumu
Mungkin yang kau temukan catatan realitas sejauh pengetahuanmu
Menjalar...
Terikat dalam ruang logikamu
Membawamu menuju abstraksi-abstraksi biasa
Yang kadang menuntunmu keranah dunia tak berujung

Namun ada cerita dari lembaran-lembaran buku
Tak jauh dan tak dalam
Hanya dibalik halaman belakang
Ada temuan pesan disana
Dari dirimu yang kau sembunyikan
Engkau dan imajinasimu
Sisi anganmu dan mimpi sebatas lalu

Buku catatanmu tak elaknya seperti hidup
Ada realita pun ada logika di halaman muka
Ada paradigma atau hanya pandangan tak berasa
Tapi dibalik itu semua
Ada tulisan-tulisan halaman belakang
Berisi satir, sketsa, dan imajinasi
Selalu ada rahasia dari sisi yang sering terlupa


9 April 2013

Catatan Ini Untukmu Kasih

Catatan ini untukmu kasih, engkau sebuah penciptaan dari manifesto Tuhan
Engkau yang selalu merasuk dalam dimensi gelap terang hidupku
Catatan ini sebuah barisan kalimat ringkas tanpa basa-basi makna

            Sebuah pancaran lampu alami ibukota menerawang menyebut dirinya sinar senja
            Menyisakan indah sudut ruang kehidupan
            Dan mengirimkan engkau menjadi bungkusan memori siang sebelum malam
           
Kini engkau berada dihadapanku, menyentuh relung pori-pori kehidupanku

Engkau sang perempuan buangan dewi iri dengki
Meluncur dalam cawan suci keraton
Dan menjadi hidangan minuman sang raja abadi
Tapi aku tau kau adalah sebuah titisan
Sebuah indah dalam elemen ruang waktu kapan manapun

Kini engkau berada dihadapanku, menyentuh relung pori-pori kehidupanku

Karena engkau, aku telah merasakan indahnya nuansa keraton suci
Karena engkau, akupun tau teropong masa lanjutanku bekerja
Dan aku hanya seorang rakyat jelata...putri..
Yang selalu bermimpi dan berharap.. untuk menjadi pangeran selamamu..
Meniti detik tik tak tik tak, dalam lantutan kekawatiran.

            Tapi kita... aku percaya.. kamu dan aku menyayangi....



22 Juli 2011

Demokrasi Compang Camping

Sebutlah uang, sebuah katalisator kehidupan
Dia tak berdaya namun berkuasa
###
Saat manusia-manusia berilmu mencoba menaikkan derajat bangsanya
Dengan kata “demi kepentingan rakyat”
Disana ada mulut-mulut serigala
Yang secara sembunyi sembunyi bermain ayunan ditaman
Mencari-cari tempat nyaman untuk berenang dalam gelimpangan haram

Demokrasi compang-camping
Rakyat jadi juara tapi selalu nestapa
Dan uang jadi ajian penguasa dalam menjalankan kata-katanya


5 Agustus 2013

Hangat

Hangat itu tak lebih cair dari panas dan tak lebih keras dari dingin
aku sudah menimbang-nimbang tentang bobotnya kemarin
kehangatan selalu menjadi pilihan akhir atas jawaban hipotesaku
seperti meminum coffemix atau sekedar kopi hangat murahan di warung kala malam dingin
ada yang berkata hangat itu alat kemunafikan, ada yang mengatakan
ada yang bilang hangat itu penanda kelemahan dan ketidaktegasan, ya ada yang mengatakan
Selimut itu hangat...
pelukan itu hangat...
perhatian itu hangat...
cinta itu hangat...
aku tidak memilih panas untuk minumanku, aku tidak mencari dingin untuk makananku
cukup yang hangat

aku tau ada kala kapan panas menjadi pilihan
ketika waktu tak berpihak saat ini dan memaksa kita menunggu untuk nanti
ketika kesabaran menjadi alat yang harus kita cari entah dimana
ketika penguasaan diri jadi sebuah jawaban
atau ketika balas dendam jadi keinginan

aku tau ada kala kapan dingin menjadi pilihan
ketika waktu telah berlari meninggalkan kita
ketika kekecewaan merangkul atas penyesalan dari kesabaran yang hilang
ketika hambar menjadi nuansa kehidupan
atau ketika keterpaksaan atas perjuangan menjadi jalan terakhir

aku punya hasilnya, apa yang dibutuhkan
dari proporsi rasa yang ideal, tentang masa yang tidak akan pernah ditinggalkan
rasa hangat...
pikiran kita mungkin panas terbakar logika kehidupan
raga kita bisa saja kepanasan tertempa api cobaan
tapi ada yang tak akan lekang, kehangatan
bukan alat dendam, pun instrumen penyesalan
hanya kehangatan... sederhana dalam senyuman dan perhatian
aku sudah menyimpan banyak kehangatan, hangat dan akan kubagi-bagian di sekitarku
terimakasih untuk kehangatan selama ini
keluargaku..
kalian yang bukan hanya atas dasar kandungan,
tapi juga keluargaku...
yang membagi sebagian hidupnya untuk keegoisan mimpi, sahabat.


3:26 pagi / 22 Maret 2013