Minggu, 24 April 2011

Utusan Kebebasan

Suara sayu kritis terdengar diantara diskusi senja
Disini aku berteriak dan berdebat dengan waktu
mencari terang di tengah malam gelap
mencoba merengguh diam diantara penatnya ketidakteraturan

Ya itu aku! manusia dengan segelintir kecil pengetahuan
Tak seberapa dibanding guru besar, dengan jubah besar, dan wibawa yang besar
Aku hanya pemuda jumawa yang mempertanyakan bulan yang mencoba menerangi malam
Menindak mentari yang bersinar terlalu panas sehingga menindas keringat yang jatuh deras

Terlihat kabut pagi memapah pemuda malam yang berjalan terengah....engah..
Pemuda ber-airmata meminta pengampunan dosa dari sang mata daya
Itu aku, dengan segenggam ilmu dan sebuah kejumawaan
Bekal yang kubawa untuk mempertanyakan kehidupan di tengah teriknya mentari
Aku utusan kemerdekaan, aku utusan kebebasan
Sudah selayaknya kubisikkan perlahan tajam hakikat nafas pada mata daya sang penggenggam
Aku hanya utusan kebebasan, menerobos jalan kemunafikan dan mencari arti sebuah senyuman
Hanya itu kawan, sebuah diskusi kritis senja yang kuperjuangkan untuk kebebasan dunia
Dengan tanpa menoleh pada kenyataan bahwa mentari takkan terbit dimalam hari