Selasa, 18 Desember 2012

pengelana dataran baru

Cukup lama tak kutorehkan nada-nada di kertas putih ini. aku sempat meminta ijin pada menit-menit bahwa aku akan meninggalkanmu. Hei kau tau aku telah berkelana. aku adalah milik alam kala itu, aku adalah milik bersama. Tapi kini aku telah menemukan ujungnya, ketika aku tak lagi menjadi pelukan dan umpatan semua orang. aku telah mendapati diriku di dataran tinggi, aku masih sendiri. aku kira setelah sampai, aku masih bisa bersama dengan orang-orang yang memilikiku. tapi kini aku tau, aku telah sendiri sampai di dataran tinggi ini. merasuk kedalam tanah, tenggelam dalam lautan tanah liat. Tunggu!aku tak harus tenggelam, ini adalah dataran tinggi, tempat dimana aku bisa memulai semuanya, bukan mengakhirinya. Tanah kosong tak berpenghuni dan aku bebas merancang dan meminang pepohonan dan rerumputan untuk kujadikan kawasan mimpi dan pemberhentian setiap harapan. Dari dataran ini, aku bisa melihat jalan-jalan kelanaku yang dulu aku lewati, ada lampu-lampu indah ketika kulihat daerah itu dimalam hari, yah. aku yang memasang lampu indah itu bersama orang-orang yang memilikiku, sekarang akan ada lagi pengelana-pengelana baru yang melewatinya. aku yakin daerah itu akan ditambah kincir angin, pedesaan dan kebun-kebun buah yang indah. dan akan kutunggu pengelana-pengelana itu sampai di dataran tinggiku yang sedang kubangun sendiri. aku tau dataran tinggi ini bukanlah akhir perjalananku sebagai pengelana. tapi dataran ini akan membawaku ke puncak-puncak gunung yang lain. tinggal apakah aku akan tenggelam di tanah liat dataran ini atau aku akan giat membuat jembatan-jembatan dari satu dataran ke dataran lain. dan nantinya akan kutinggalkan lampu-lampu indah untuk kulihat setiap malam ditempatku yang semakin tinggi di puncak.