Selasa, 14 September 2010

Nasib Seorang Kesatria Berjubah Hamba

Telingaku mendengar sayup-sayup melodi kegundahan tanpa lirik

Jari jemariku menari-nari diatas dinamika kehidupan saat ini

Mataku semakin melemah menahan beratnya beban waktu yang menindih

Mulutku . . . aku tak tahu . . . hanya terdiam membisu dalam rongga keheningan

Hanya nafasku yang seolah tidak memperdulikan apapun. . .

hanya menghembus dan menghisap secara berulang-ulang . . .

membosankan . . . namun selalu memberikanku kehidupan . . .



itukah denting penantian yang aku harapkan?

Dan hal-hal membosankan itu yang akhirnya selama ini menggerogoti

Ditengah keegoisanku aku membohongi kesatria berjubah hamba

Yah . . . aku memang egois . . .

Mempercayakan kehidupanku dan cintaku pada lirikan dewi takdir . . .

Tapi. . . aku percaya bahwa nanti akan bahagia . . .

Tunggu . . . . bagaimana kesatria itu?

Tentu saja menderita . . . .



Yah inilah aku dan keegoisanku . . .

Dan kesatria itu ?

sebenarnya dia seorang hamba . . . . dialah aku . . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar